Tingkatkan Daya Saing Global, Teknik Mesin UMY adakan Visiting Professor

November 11, 2018, oleh: superadmin

Kayu merupakan salah satu komponen hasil hutan yang paling banyak dimanfaatkan. Menurut data yang dihimpun oleh Badan Pusat Statistik pada tahun 2002-2005, Kayu Bulat merupakan jenis kayu hutan dengan jumlah produksi paling banyak. Jenis kayu ini dapat diolah menjadi berbagai macam produk unggulan, seperti pada konstruksi rumah dan jembatan, namun tidak semua kayu dapat digunakan untuk tujuan tersebut, karena kayu memiliki kerapatan yang berbeda-beda. Hanya kayu dengan tingkat kekuatan dan kekerasan yang tinggi yang dapat dimanfaatkan, sehingga kayu dengan tingkat kekuatan dan kekerasan rendah tidak dapat diolah menjadi produk unggulan.

Program Studi Teknik Mesin bekerjasama dengan Himpunan Mahasiswa Mesin dalam menyelenggarakan Kuliah Umum yang bertajuk “Sustainable Wood Polymer Composites Based On Conventional And Nanotechnological Approaches” di Ruang Sidang Ar. Fachruddin B Lt. 5 pada hari rabu, 7 Nopember 2018 dengan mengundang Pemateri Prof. Dr. Sinin Hamdan dari Universiti Malaysia Sarawak, Malaysia dan dimoderatori oleh Dr. Ir. Harini Sosiati, M.Eng.

Ketua Program Studi Teknik Mesin UMY, Berlie Paripurna K, S.T., M.Eng.Sc., Ph.D. menyampaikan bahwa kuliah umum ini merupakan salah satu bagian dari adanya kegiatan Visiting Professor yang diadakan oleh Program Studi Teknik Mesin UMY untuk memperluas kerjasama dalam hal Student Exchange, Visiting Professor maupun Research Collaboration. Tidak menutup kemungkinan dengan diadakannya Visiting Professor ini akan memberikan keuntungan bagi Teknik Mesin UMY dan University Malaysia Sarawak dengan adanya penandatanganan MoU (Memorandum of Understanding) untuk kedepannya, imbuhnya.

Diskusi pada kuliah umum ini difokuskan pada peningkatan sifat fisis dan mekanis dari beberapa jenis kayu. Pada prinsipnya kayu mengandung komponen selulosa, lignin dan hemiselulosa, dimana lignin dan hemiselulosa bersifat amorf. Selain itu kayu juga memiliki porositas yang relatif tinggi yang membuat kayu cenderung memiliki sifat mekanis rendah yang mengakibatkan harga kayu tersebut menjadi lebih murah dibandingkan dengan kayu yang memiliki kerapatan tinggi.